Jumat, 19 Desember 2008

MUSHOLLA ULUL AL BAAB [CERPEN]

MUSHOLLA ULUL AL BAAB


Ku hentikan langkah kakiku di hadapan sebuah musholla yang sudah jauh berbeda keadaannya dari ketika terakhir kali aku tinggalkan lima tahun yang silam. Taman indah di halamannya sekarang sudah dipenuhi oleh ribuan ilalang liar seakan-akan menutupi keanggunan bunga-bungannya. Kulepaskan alas kakiku dan kulangkahkan kaki ke tempat wudlu terbuka yang berada tepat di depan musholla disebelah kiri taman. Keramik yang dulu putih berkilau kini menjadi kian menghijau tebal terlapisi lumut-lumut. Dengan khusuk kuambul air wudlu dan kubasuh wajah penuh keringat ini, terasa segar menyentuh kalbu saakan-akan dapat menghilangkan rasa penatku setelah lima belas jam di perjalanan di dalam kereta api jurusan Gambir-Malang dari Jakarta, kota metropilitan tempatku mencari nafkah selepas lulus kuliah. Sengaja aku langsung menuju musholla kecil kampus ini sebelum pulang ke kota kelahiranku sekedar untuk mengobati rasa kangen yang teramat dalam setelah beberapa tahun meninggalkannya.

Kuhadapkan wajahku ke langit serta kuangkat tangan tingi-tinggi kupanjatkan doa sebagaimana yang diajarkan Rasul. Tak sengaja kutangkap tulisan besar kabur terlapisi cat tembok di atas tempat wudlu di bawah atap musholla berlantai dua ini. Seketika alam bawah sadarku membawa diriku pada sosok lelaki tambun yang hobbynya mencuci karpet, Fandy.

“Ki, udah.. cepet lemparkan karpetnya kesini jangan bengong aja kamu.. trus pel tuh lantainya, jangan lupa kamu sapu dulu ya baru dipel, oh ya tempat imamannya jangan lupa juga ya... “ Fandy uring-uringan karena aku tidak segera mengeluarkan karpet-karpet yang memang sudah satu bulan belum dicuci.

Memang setiap bulan kami selalu mengagendakan untuk kerja bakti di musholla tercinta ini. Biasanya tepat malam minggu, disaat kebanyakan temen-temen kuliah asyik pacaran, kami juga asyik malam mingguan tapi dengan bersih-bersih musholla yang istilah kerennya disebut MABIT yang diplesetkan sama teman-teman dari bahasa aslinya yang berarti bermalam menjadi Malam bina Iman dan Taqwa.

Setelah mengeluarkan karpet-karpet dari dalam musholla aku mengambil air menggunakan ember besar di tempat wudlu yang digunakan untuk mengepel lantai musholla, tiba-tiba dari atas Udin berteriak “awas ki...!! tangkap mukenanya“ seketika itu juga aku gelimpangan menangkapi mukena yang dilemparkan secara mendadak satu persatu dan terus menerus dari lantai atas, melihat keadaanku yang jatuh bangun menangkapi mukena yang dilemparkan Udin teman-teman serentak tertawa semua dan Fandy yang paling keras tertawanya, aku pun juga akhirnya tertawa, tapi bukan menertawai diriku sendiri tapi aku geli melihat si Fandy yang tertawanya lucu sekali, sudah tertawanya paling lebar, matanya makin sipit aja tertutup pipi tembemnya.

“Lho din, mukenanya dicuci juga..?“ tanyaku pada Udin yang terus menerus melempari mukenanya padaku.

Memang musholla kami terdiri dari dua lantai, lantai bawah untuk ikhwan dan lantai atas untuk akhwat.

“Iya lah.. nunggu apa lagi? Akhwat...? kelamaan tuh baunya udah gak kuat...?“ sahut Udin yang punya hobby bersihin segala sesuatu dilantai dua termasuk mukena.

*******


Seseorang dengan kopyah putih dikepalanya menepuk pundakku dan membuyarkan semua memori dan kenanganku lima tahun lalu.

“mas..mas.. kita berjamaah yuk.., mas yang jadi imam aja ya...?“ pintanya.

Kulangkahkan kaki masuk serambi musholla dan masya Allah... banyak debu-debu menebal di di lantainya seakan akan sudah satu minggu tidak pernah disapu.

Kuteruskan langkahku menuju mihrab dan bertakbir

“Allahu akbar...“

*******

Kulangkahkan kakiku keluar dari musholla dengan hati menangis seraya mengucapkan salam pada andi. Kurang lebih sepuluh meter langkah kakiku keluar dari musholla aku menghentikannya dan menoleh kebelakang atas, dan ya.. aku masih sangat ingat tulisan kabur itu yang dulu ditulis sangat indah dan artistik oleh para pendahulu kami di musholla ini, samar-samar mungkin udah terlalu lama terkena panas dan hujan, tulisan sama yang juga aku temukan setelah sedikit menggosok sebuah batu besar buatan di taman itu, dengan samar disitu tertulis “MUSHOLLA ULUL AL BAAB“.

Baca selengkapnya [klik di sini]

Tidak ada komentar: