Minggu, 28 Desember 2008

Kungfu Boy [3]


Seri: 03
Sampul Depan: Chinmi dalam posisi menyerang
Diterbitkan: Tahun 1992 Indonesia

Chinmi harus melewati ujian di gunung. Gua ini harus dilewati Chinmi. Hanya ada satu jalan, dan Chinmi tidak bisa balik ke belakang. Hambatan pertama adalah Chinmi harus melewati kolam magma yang sangat panas. Hambatan kedua adalah harus melewati lorong di dalam sungai yang panjang dan hambatan ketiga adalah dirinya harus melawan patung prajurit yang dapat mengeluarkan ribuan pisau bayangan, pisau aslinya hanya sebuah, patung itu terlihat bagaikan Dewi Kwan In.

Akhirnya Chinmi dapat mengalahkan patung itu dengan memusatkan mata hatinya. Dan tiba tiba patung itu sesungguhnya adalah Pak Tua dari Kuil Dairin yang ingin menjemput Chinmi. Dengan selesainya pertarungan ini, pelajaran dari Master Kempo pun berakhir. Chinmi, Go Kong dan Pak Tua pun kembali ke Kuil Dairin.

Dalam perjalanan pulang ke Dairin, Chinmi telah mengalahkan tiga pemuda berandalan di warung makan. Setibanya mereka di Kuil Dairin, oleh Biksu Kepala Chinmi diperkenalkan dengan seorang pelatih kuil yang baru saja tiba yaitu Ryukai. Dan keduanya diminta Biksu untuk saling memperlihatkan pelajaran yang baru diperolehnya selama ini dengan bertanding. Chinmi kalah dari Ryukai karena dia merasa yakin dengan kemampuannya and Chinmi juga kalah dari Ryukai karena Ryukai menggunakan jurus tenaga dalamnya. Karena kekalahan inilah Chinmi menyadari bahwa dirinya sudah takabur akan kemampuan berkung fu-nya.

Chinmi yang telah mengalahkan tiga berandalan di toko roti, sekarang harus menghadapi mereka lagi ditambah dengan teman temanya, yang berjumlah tujuh orang. Chinmi dapat mengalahkan mereka setelah dia mengetahui kapan harus menggunakan diplomasi dan kapan harus menggunakan kung funya.(Pelajaran Kung-fu Keenam) Chinmi mendapat pelajaran dari Ryukai. Setelah perkelahian itu Chinmi dan Ryukai kembali ke Kuil Dairin. Hari berikutnya di Dairin Ryukai pun mengajar beberapa murid Dairin. Pelajaran pertama yang diberikan Ryukai adalah bagaimana cara untuk mengendalikan tenaga dalam.

Di suatu pagi musim dingin yang dingin, Chinmi dan Go Kong membantu seorang gadis yang membawa sayuran untuk dijual, namanya adalah Yan. Karena Yan sakit, Chinmi dan Go Kong akhirnya menjual sayuran itu ke pasar. Sayuran itu terjual cepat, setelah itu mereka bertiga pulang ke rumah Yan, untuk mengantar Yan yang sedang sakit. Ketika sampai di rumah, Yan melihat penagih hutang dan pengawalnya, mereka memukul kakek Yan. Secara tidak langsung, Chinmi mendengar pembicaraan mereka dari luar rumah.

Pelajaran Kung-fu Keenam : Dari Ryukai, kamu membutuhkan keyakinan besar dalam suatu pertarungan.

Kungfu Boy 2


Seri: 02
Sampul Depan: Chinmi dengan double stick di tangan kanannya
Diterbitkan: Tahun 1991 IndonesiaRangkuman
Disusun: 03 Maret 2002

Semua murid Kuil Dairin berlatih untuk dapat melewati ujian di hutan. (Pelajaran Kung-fu Ketiga). Ada empat tahapan yang harus dilewati dalam ujian ini. Tahap pertama adalah memanjat pohon di hutan yang tidak bercabang dengan cepat. Tahap kedua yaitu menangkap ikan tanpa peralatan apa-apa, hanya dengan tangan, minimal menangkap lima ekor ikan. Pada tahap ini masih banyak murid yang lolos. Tahap ketiga melewati sungai yang alirannya berarus sangat deras. Pada tahap ini hanya Chinmi yang melewatinya. Akhirnya tahap keempat yang hanya diikuti oleh Chinmi, yaitu akan dikunci di sebuah gua dan harus dapat keluar sebelum matahari terbit. (Pelajaran Kung-fu Keempat).

Dalam gua ini, Chinmi hanya ditemani dengan spanduk bertuliskan 'Pusatkan Mata Hatimu', sebuah lilin dan sebuah batu besar yang menempel dengan dinding gua. Akhirnya Chinmi dapat keluar dari gua ini berkat batu besar dengan menggunakan mata hatinya. Karena Chinmi lulus ujian di hutan ini, dia mendapat kesempatan pelajaran Kempo di Gunung Shinzangyo.

Kemudian Chinmi berangkat ke gunung tersebut. Pelajaran pertama Chinmi, adalah menangkap tangan Master Kempo - Zenji. (Pelajaran Kung-fu Kelima). Pelajaran kedua dari Master Tendo adalah Chinmi harus menyatu dengan alam sekitarnya, atau mudahnya Chinmi harus menjadi batu yang membuat binatang tidak mengira kalau dirinya adalah manusia. Chimi dapat memahami pelajaran ini dengan diuji oleh ratusan ular yang mengitari hingga menutup tubuhnya. Pelajaran ketiga adalah membaca sebuah kalimat ketika meluncur deras dari sebuah tebing di dekat air terjun. Chinmi akhirnya dapat mempelajari ini dengan baik yang diberikan Master Tendo dan akhirnya dia harus mengikuti ujian terakhir di gua di dalam gunung.
Pelajaran Kung-fu Ketiga : Dari Biksu Kepala, latihan di hutan adalah latihan berat. Karena seseorang akan mengetahui dan menghadapi ketakutannya. Pelajaran Kung-fu Keempat : Dari Biksu Kepala, Semua kondisi yang tidak terlihat oleh matamu, hal itu dapat terlihat jernih hanya jika kamu memusatkan mata hatimu. Pelajaran Kung-fu Kelima : Dari Master Kempo, menyerang dapat dilakukan dengan memanfaatkan tenaga musuhmu, selain menggunakan kekuatanmu.

Jumat, 26 Desember 2008

Kungfu Boy [1]

Entah mengapa hari ini aku pengen banget kembali ke masa-masa lalu. Ingin ketemu teman-teman masa kecil, ingin ketemu temen-temen SD, SMP, ngaji, maen ke sawah, temen-temen STM, Poltek Malang, temen majlis ta'lim, temen Pramuka, ampe temen-temen Musholla. entah berapa bulan, tahun atau bahkan udah puluhan tahun katemu.

Jadi ingat masa-masa dulu saat pengen-pengennya belajar silat/bela diri. Ada sebuah komik yang sumber motivasiku saat belajar beladiri, dan akhirnya jadi ketagihan ma tu komik. tapi setelah sekian tahun tinggal di jakarta jadi susah dapetinnya, kalau dulu di kampung banyak sekali persewaan komik. Tapi di Jakarta hal itu langka, pengen beli koleksinya nggak tahu kemana belinya, pengen pinjam, nggak tahu pinjemnya kemana. Terpaksa deh browsing-browsing internet tuk dapetin tuh komik.

Alhamdulillah hari ini di minggu penghujung tahun 2008 aku dapatkan website nya dari http://www.geocities.com/ dan bagi kawan-kawan yang pengen lihat juga tuk mengenang memeori dunia persilatan he...3x silakan buka koleksiku disini.

Seri: 01
Sampul Depan: Chinmi dalam posisi siaga
Diterbitkan: Tahun 1991 Indonesia

Kisah ini bermula dari kedatangan seorang Pak Tua di sebuah rumah makan kecil. Pak tua sedang mencari seorang ahli kung fu yang telah diramalkan dalam kitab kitab kuno. Lalu tiba tiba ketika Pak Tua itu berjalan dia melihat seorang remaja – Chinmi – yang sedang membuat 100 pasang sumpit dari bongkahan kayu hutan dengan ketajaman tangannya dan mengisi air sebuah gentong besar dengan melemparkan tiga belas ember kayu dari sungai yang tidak jauh dari rumah makan itu. Chinmi melakukan ini karena dimintai tolong oleh kakak perempuannya. Lalu Pak Tua mengetes Chinmi untuk mengetahui apakah dia yang telah ditulis oleh kitab kitab kuno tersebut. Tetapi setelah tes kung funya, di dahi remaja ini tidak ditemukan tahi lalat oleh Pak Tua, salah satu tanda yang disebutkan di dalam kitab kuno.
Setelah sadar dari mabuknya remaja ini lalu melawan Kepala Batu Bersaudara yang membuat keributan di rumah makan itu. Dengan kepalanya mereka mampu menghancurkan apa saja seperti batu dan pohon yang besar. Lalu Chinmi mengalahkan mereka hanya dengan sepasang sumpit. Dengan pertandingan ini tahi lalat Chinmi yang ada di dekat alisnya secara tidak sengaja terlihat oleh Pak Tua. Pak Tua memohon kepada Chinmi untuk berlatih kung fu di kuil Dairin. Akhirnya kakak Chinmi mengizinkannya, dan dimulailah petualangan Chinmi dengan Go Kong menuju Kuil Dairin.
Di dalam perjalanan Pak Tua berkata pada Chinmi bahwa kung-fu itu seperti air (Pelajaran Kung-fu Pertama). Dalam perjalanan menuju kuil Dairin, Pak Tua dan Chinmi dimintai tolong seseorang untuk menjaga kedai tuak dari beberapa perampok. Mereka berjumlah empat orang. Dan Chinmi menyetujui tawaran itu karena tuak. Malam harinya, Chinmi melawan keempat perampok itu. Kepala Perampok menggunakan jurus tangan pemotong baja. Tangannya mampu memotong apa saja dengan mudah. Chinmi mengalahkan pemilik jurus ini dengan bantuan kelompok lebah. Setelah mengalahkan perampok ini, mereka pun melanjutkan perjalanan.
Di sebuah kota Chinmi mengikuti perlombaan kung fu yang hadiahnya dua gentong besar berisi tuak.
Chinmi berkenalan dengan Lie Chai. Setelah mengalahkan empat orang, akhirnya Chinmi melawan juara tahun lalu. Namanya Tairon, dia menggunakan Triple Stick. Chinmi diijinkan menggunakan senjata, kemudian dia memilih sebuah Trisula Stick, yang tongkat tengahnya lebih pendek dari tongkat dikedua sampingnya. Chinmi memenangkan pertandingan ini dan menjadi juara lomba. Lalu Pak Tua , Chinmi dan Go Kong melanjutkan perjalanannya. Baru saja tiba di depan tangga kuil Dairin, kung fu Chinmi diuji oleh seorang Kakek Tua. Kakek tua ini gerakannya sangat lincah dan cepat. Chinmi tidak dapat mengalahkannya bahkan tidak dapat menyentuhnya.
Setelah tiba di depan kuil utama Dairin, Chinmi melihat banyak biksu berlatih kung-fu. Ada yang berlatih jurus jurus kung fu, melatih tonjokan di pasir, latihan tanding, melatih tendangan ke pohon dengan kepala dan banyak lagi. Semua hal ini membuat Chinmi ingin cepat cepat bergabung berlatih kung fu bersama mereka. Kemudian Chinmi diperkenalkan dengan Biksu Kepala, lalu Biksu Kepala memberikan Chinmi semacam tes masuk untuk menjadi murid di Kuil Dairin. Ujiannya yaitu membelah bulan menjadi dua dan Chinmi hanya diberikan waktu selama tiga hari. AKhirnya Chinmi melewati ujiannya dengan mengambil pelajaran dari burung walet. Maka dimulailah saat saat Chinmi menjadi murid di Kuil Dairin. Kejadian pertama menjadi murid di Kuil Dairin dialami Chinmi.
Pertarungan pertama di Kuil Dairin yang dijalani Chinmi adalah melawan Jintan. Jintan menggunakan jurus tiga sasaran. Jurus ini dapat diatasi oleh Chinmi dengan Jurus penahan tiga sasaran dan akhirnya Chinmi memenangkan pertarungan pertamanya. Biksu Kepala kemudian bertanya kepada Jintan mengapa dia sampai kalah dari Chinmi.(Pelajaran Kung-fu Kedua).
Pelajaran Kung-fu Pertama : Kung-fu itu laksana air. Hati laksana danau yang tenang, gerakan laksana aliran sungai yang deras dan semangat laksana ombak yang beriringan. Yang terpenting adalah keseimbangan. Pelajaran Kung-fu Kedua : Dari Biksu Kepala yaitu yang mengetahui dikalahkan oleh yang menyukai. Yang menyukai dikalahkan oleh yang menghayati.

Bersambung ke Kungfu Boy [2]

Selasa, 23 Desember 2008

Antena Wajanbolic dari Bantul

Terobosan Teknologi
Antena Wajanbolic dari Bantul

KOMPAS
Senin, 22 Desember 2008 02:26 WIB


Keterbatasan dana tidak membuat warga Desa Timbulharjo, Sewon, Bantul, DI Yogyakarta, kehilangan akal untuk bisa mengakses internet. Mereka memanfaatkan antena wajanbolic sebagai penangkap jaringan internet. Karena bahannya dari wajan, biaya pun jauh lebih murah.

Berawal dari bantuan internet sebuah lembaga swadaya masyarakat kepada Radio Komunitas Angkringan tahun 2005, para pengelola radio mulai berpikir untuk menyebarkan koneksi tersebut.

”Kami melihat sangat mubazir bila yang mengakses internet hanya pengelola radio. Padahal, masih banyak yang membutuhkan. Banyak pelajar dan mahasiswa yang sering datang ke sekretariat radio hanya untuk mengakses internet,” kata Jaswadi, anggota komunitas Angkringan Desa Timbulharjo, awal Desember.

Para pengelola pun berencana menyalurkan internet ke rumah-rumah warga. Awalnya pengelola tidak yakin dengan rencana itu karena biayanya pasti sangat mahal. Untuk membeli antena grid saja dibutuhkan dana Rp 750.000, belum lagi USB wireless dan peralatan pendukung lainnya. Mereka pun patah semangat.


Setelah mendengar informasi seputar teknologi wajanbolic di media cetak dan televisi, niat mereka kembali tergugah. Mereka pun mengumpulkan literatur tentang metode pembuatan wajanbolic. Meski harus melakukan trial and eror berkali-kali, mereka tetap bersemangat.
Pada tahun 2007, akhirnya terciptalah antena wajanbolic pertama dan langsung diujicobakan ke salah satu dusun. Hasilnya sangat memuaskan karena koneksinya sangat lancar.

Antena wajanbolic berfungsi sebagai pengganti antena grid. Artinya, dana bisa ditekan hingga Rp 750.000. Untuk membuat wajanbolic dibutuhkan wajan aluminium atau stainless, pipa pralon diameter sekitar 10 sentimeter, aluminium foil, dan kawat kuningan. Antena tersebut masih harus dilengkapi dengan USB wireless atau radio wireless. ”Kalau USB jangkauan koneksi sekitar 15 meter, radio bisa mencapai 100 meter. Harga USB sekitar Rp 450.000, sementara radio Rp 800.000,” katanya.

Menurut Jaswadi, sebagian besar yang dipasang di Desa Timbulharjo adalah jenis USB. Dengan teknologi tersebut, rumah-rumah yang letaknya kurang dari 15 meter dari antena tetap bisa memperoleh jaringan internet. Namun, praktik di lapangan, masih jarang rumah di sekitar antena yang memanfaatkan.
Para pengelola berharap antena wajanbolic bisa dimanfaatkan sebanyak mungkin rumah tangga. Pengelola pernah melakukan survei dan diketahui pemilik komputer tiap RT di Timbulharjo sebanyak 2-3 orang. Di desa tersebut ada 150 RT. Jadi, total komputer yang tersedia 300-450 unit.

Untuk tiang penyangga, warga memanfaatkan bambu karena harganya lebih murah. Ketinggian tiang sangat bergantung pada kondisi dusun. Bila lokasinya di daratan rendah, dibutuhkan tiang lebih tinggi. Di desa tersebut panjang tiang rata-rata 10-15 meter.

Dari total 16 dusun di Desa Timbulharjo, kini 13 di antaranya tersambung internet. Sebagian besar pengakses adalah kalangan pelajar, mahasiswa, dan perajin kecil. Pengelola berambisi segera memperluas jaringan internet ke tiga dusun lainnya. Namun karena kendala biaya, ambisi tersebut terpaksa kandas.

Petrus, perajin handicraft yang sudah memanfaatkan koneksi internet wajanbolic, selama setahun mengaku sangat senang dengan kehadiran teknologi tersebut. Awalnya, ia sama sekali tidak memanfaatkan dunia maya untuk membantu usahanya karena kendala biaya.

”Wilayah kami belum terakses Speedy sehingga kalau mau pasang internet terpaksa pakai broadband yang biayanya lebih mahal,” katanya.

Setelah ada wajanbolic, Petrus mulai memanfaatkan komunikasi via e-mail untuk menghubungi pembeli. Ia juga menawarkan produk lewat internet. Selain mempermudah pekerjaan, teknologi internet juga menghemat biaya komunikasi. Sebelumnya, Petrus berkomunikasi dengan pembeli menggunakan telepon.
Petrus membayangkan seandainya teknologi wajanbolic tersebut diadopsi untuk desa-desa lain di Kabupaten Bantul, nasib perajin sepertinya pasti akan cukup terbantu. Apalagi di Bantul banyak desa yang menjadi sentra kerajinan, seperti Kasongan, Wukirsari, dan Krebet.

Server internet diletakkan di sekretariat Radio Angkringan di Balai Desa Timbulharjo. Pengelola tak menarik biaya langganan koneksi karena motivasi mereka bukan untuk bisnis, tetapi untuk membantu masyarakat dalam mengakses informasi.

Radio Angkringan dikelola 10 orang pemuda dan pemudi di Desa Timbulharjo. Komunitas tersebut lahir pada tahun 2000 karena latar belakang adanya gejolak sosial di tingkat masyarakat. ”Sekitar tahun 1999, di desa kami sering terjadi konflik karena banyak program pemerintah desa yang tidak transparan. Kami pun berusaha menjembatani dengan membentuk komunitas Angkringan,” kata Linangkung, anggota komunitas yang juga bekerja sebagai wartawan di salah satu media cetak lokal.

Menurut Linangkung, perhatian pemerintah daerah setempat selama ini sangat minim. Ia berharap ada bantuan peralatan untuk ketiga dusun yang belum tersambung tersebut.
Lewat radio komunitas, komunikasi antarwarga pun terjalin lebih erat. Radio yang mengudara pada frekuensi 107,8 MHz itu siaran pada pukul 19.00-23.00. Waktu siaran sengaja dipilih malam hari karena sebagian besar pengelola adalah pekerja.

”Kalau siang kami semua harus bekerja. Baru malam bisa siaran. Materi siaran biasanya seputar informasi pertanian, pemerintahan desa, dan hiburan,” katanya.

Kehadiran teknologi internet seharusnya juga bisa memajukan radio komunitas. Lewat rumah masing-masing, warga bisa mengirimkan informasi via internet. Oleh radio komunitas, informasi itu lalu disebarluaskan saat menyapa pendengarnya. Alangkah mudahnya akses informasi bila hal itu bisa terwujud.(ENY PRIHTIYANI)

wow, kereen... gini harusnya para penerus bangsa.
Kalau di rangkum dalam satu kata hanya ada satu kata untuk beliau "kreatif" [alma]

Ingin tahu tutorialnya...??? [klik disini]

[5] Kiat Pengiriman Naskah via e-Mail [bagian 2]

Tulisan 2:
Kiat Pengiriman Naskah via e-Mail (1)



Ini adalah pelengkap untuk tulisan berjudul “Kiat Sukses Pengiriman Tulisan ke Media Massa. ”Tulisan tersebut lebih bernuansa “kantor pos”, karena saya menulisnya ketika teknologi internet belum terlalu dikenal (terutama oleh saya).

Kini, pengiriman naskah lewat email sudah merupakan hal yang sangat wajar. Namun,bukan berarti setiap media bersedia dikirimi naskah via email. Ada media yang masih lebih suka cara konvensional, yakni lewat pos. Karena itu, sebelum mengirim naskah, sebaiknya Anda menghubungi mereka. Tanyakan sarana mana yang lebih mereka sukai, pos atau email. Jika email adalah sarana yang akhirnya dipilih, ada sejumlah tips yang perlu diperhatikan agar naskah Anda tidak merepotkan si redaktur. Sebaliknya, kiriman naskah Anda justru meringankan tugas dan membuat mereka senang.

Tips untuk naskahnya:
Ketiklah naskah dengan huruf yang standar saja, yakni Times New Roman ukuran 12. Jangan gunakan huruf yang aneh -aneh, yang justru membuat redaktur pusing membacanya. Untuk judul, tetap gunakan jenis huruf yang standar, namun ukurannya diperbesar, misalnya 16.
Jangan lengkapi naskah Anda dengan hiasan -hiasan yang tidak perlu, seperti gambar bunga, judul yang diketik dengan huruf-huruf dari Word Art, dan seterusnya. Ketahuilah, cara seperti ini justru membuat file naskah Anda menjadi berat. Dan ini akan sangat menyulitkan si redaktur ketika mendownload dan membuka naskah Anda. Upayakan agar naskah Anda disimpan dalam file yang ukurannya sekecil mungkin.
Berilah nama file yang mencerminkan judul naskah, jenis naskah, dan nama penulisnya. Misalnya, “cinta tak terlerai - jonru.rtf.” Ini akan sangat membantu si redaktur dalam mengenali file naskah Anda, karena mereka menerima naskah yang sangat banyak. Jangan beri nama file yang terlalu umum atau bahkan membingungkan, seperti “cerpen.doc”, “naskah puisi.rtf”, “file0986.doc”, dan seterusnya.

Ketiklah naskah dengan program MS Word. Setelah selesai, simpan file-nya dalam format RTF. Kenapa? Sebab RTF adalah jenis file yang sangat fleksibel dan cenderung aman dari virus. Untuk menyimpan file dalam format RTF (di MS Word), coba ikuti langkah-langkah berikut: Ketika naskahnya masih terbuka, klik menu File, pilih Save As. Pada kotak dialog “Save As” yang terbuka, carilah isian “Save as type”. Di sini, pilihlah opsi Rich Text Format (*.rtf). Setela itu klik Save.
Sebelum dikirim, jangan lupa scan file -naskah Anda dengan program antivirus, agar komputer si redaktur tidak mendapat kiriman naskah yang amat merugikan mereka.


Tips untuk pengiriman naskah:
Taatilah asas “satu file = satu naskah”. Jangan satukan beberapa naskah di dalam satu file. Ini akan membuat si redaktur repot karena harus memisah -misahkan naskah tersebut ke dalam file yang berbeda-beda.
Jika ada lampiran selain naskah, seperti biodata penulis, file image berisi KTP yang telah di-scan, dan seterusnya, tempatkan masing-masing di dalam file yang berbeda beda. Jangan lupa, beri nama file yang mencerminkan isi dari file tersebut. Misalnya, untuk biodata bisa diberi nama file “biodata jonru.rtf.” Jangan sampai terjadi, dalam satu file terdapat beraneka ragam isi, mulai dari naskah cerpen, biodata, dan seterusnya. Ini akan sangat merepotkan tugas si redaktur.
Jangan menempatkan naskah, biodata dan sebagainya di badan email. Tempatkan semua itu pada file attachment. Badan email hendaknya hanya berisi kata pengantar dari Anda untuk si redaktur. Misalnya, “Dear Redaktur majalah X, berikut saya kirim naskah cerpen berjudul ‘cinta pertama’, beserta lampirannya. Terima kasih. Regards, Jonru.” (sebetulnya, tanpa ada kata pengantar seperti ini pun tidak masalah. Tapi kalau mau ditulis pun tak apa-apa).
Pada judul atau subject email, tulis judul yang mencerminkan naskah kiriman Anda. Misalnya, “naskah cerpen - cinta pertama”. Ini akan sangat membantu si redaktur untuk mengenali jenis naskah Anda sebelum mereka melihat isinya.
Sebagai arsip, jangan lupa isi kolom BCC dengan alamat email Anda sendiri. Untuk lebih jelasnya, silahkan baca artikel berjudul “Kiat pengiriman Naskah via Email (1)”.


Ketika kita mengirim naskah via email, entah itu buat penerbit, redak si majalah, milis, bahkan untuk teman sendiri, apakah kita yakin naskah tersebut akan diterima dengan baik oleh si penerima? Dalam melakukan apapun, kita sebaiknya selalu memikirkan kemungkinan terburuk. Misalnya, naskah kita dibajak, diakui sebagai milik orang lain, dan seterusnya. Bisa saja kan?

Memang sih, kejadian buruk tidak selalu terjadi. Alhamdulillah, saya pun belum pernah mengalaminya. Tapi, seperti yang saya sebutkan, kita harus selalu memikirkan kemungkinan terburuk dari semua tindakan kita.
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya pembajakan karya dan hal -hal buruk lainya, selama ini saya melakukan sebuah kiat yang saya rasa cukup aman. Setiap kali mengirim naskah via email, saya tak lupa mengirim tembusannya (BCC) ke sebuah alamat email rahasia. Ini adalah alamat email pribadi saya, dan hanya saya yang mengetahuinya (karena rahasia itulah, alamat email ini saya tempatkan di isian BCC).
Dengan kata lain, saya menyimpan semua arsip naskah terkirim di mailbox email ini. Saya berharap, semoga pengarsipan seperti ini bisa menjadi bukti jika kelak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Memang, hampir setiap program email memiliki fitur untuk menyimpan setiap email terkirim di sent folder. Dan ini bisa kita gunakan sebagai arsip, yang fungsinya sama seperti system BCC di atas. Tapi perlu diketaui, penyimpanan pesan terkirim di sent folder ini sebenarnya hanya bersifat optional. Kita bisa mengaktifkan atau menonaktifkannya. Jadi, bisa saja kita - secara tidak sengaja - menonaktifkan fitur ini. Akibatnya, pesan email yang kita kirim tidak tersimpan di sent folder.

Oke, semoga bermanfaat ya…

Jonru

[5] Kiat Sukses Pengiriman Tulisan ke Media Massa [bagian 1]


Tulisan 1:
Kiat Sukses Pengiriman Tulisan ke Media Massa1

Ketika membaca sebuah tulisan di media massa, mungkin Anda berkata di dalam hati, “Ah, tulisan ini biasa-biasa saja. Saya juga bisa membuat yang seperti ini. Malah bisa lebih bagus!”

Lantas Anda mungkin mulai membuat tulisan yang - menurut anda - jauh lebih bagus. Naskah itu Anda kirim ke media tertentu. Beberapa hari kemudian, naskah Anda dikembalikan oleh redaktur dengan alasan, “Belum layak muat!”
Anda mungkin marah dan kecewa. “Apa yang salah dengan naskah saya?”

Susah-susah gampang

Mengirim tulisan ke media massa, ternyata, tidaklah semudah yang dibayangkan oleh banyak orang. Saya sendiri misalnya, harus banyak kecewa sebelum naskah pertama saya dimuat di media massa. Puluhan naskah saya ditolak oleh banyak media dengan berbagai alasan, baik yang masuk akal maupun yang tidak.

Ternyata, kualitas bukanlah satu-satunya jaminan suatu tulisan dapat dimuat dengan sukses di sebuah media. Masih banyak faktor lain yang menentukan. Berikut akan saya beberkan beberapa faktor yang perlu Anda perhatian (selain faktor kualitas tulisan) yang dapat menolong Anda “melenggang kangkung” menjadi seorang penulis handal.

Yang menarik

Jika Anda berpikir bahwa redaktur suatu media hanya menerima naskah dari Anda seorang, maka Anda dalam kekeliruan besar. Jika ada kesempatan bertemu dengan seorang redaktur, cobalah bertanya padanya, “Berapa naskah yang Anda terima dalam satu hari?” Ia akan menjawab, “Puluhan,” atau “Ratusan”.

Cobalah bayangkan jika Anda adalah si redaktur media. Anda berhadapan dengan 200 naskah, dan hanya satu naskah yang akan Anda muat. Anda belum membaca satu
pun dari naskah-naskah itu. Jadi Anda belum tahu mana naskah yang berkualitas dan mana yang tidak. Naskah manakah yang pertama kali akan Anda baca?
Ketika pertanyaan ini saya ajukan ke sejumlah teman, jawaban mereka ternyata sama, “Saya akan membaca naskah yang menurut saya paling menarik.”
Ya, ternyata inilah intinya. Dalam mengirim naskah, upakanlah agar naskah Anda itu berhasil merebut perhatian si redaktur. Upayakan agar naskah Anda ditulis dan dikemas semenarik mungkin. Namun pengertian “menarik” di sini tidak harus berupa pemberian hiasan bunga pada halaman naskah, penulisan dengan jenis huruf yang “nge -jreng”, pengetikan naskah di atas kertas berwarna, dan seterusnya. Yang seperti ini bukannya menarik, namun justru seringkali membuat si redaktur jengkel karena naskah Anda telah merepotkan mereka (para redaktur umumnya justru lebih menyukai naskah yang diketik dengan jenis huruf yang standar-standar saja).

Naskah yang menarik bisa dibuat dengan cara-cara yang sangat sederhana, seperti:
1. Pemberian judul yang unik (silahkan baca artikel “Tentang Judul”).
2. pengetikan naskah yang rapi dan tidak belepotan
3. dan sebagainya.
Intinya, naskah Anda harus memiliki penampilan yang baik dan menarik.
Memang, penampilan sering menipu. Tapi dalam banyak kasus, penampilan sangat membantu kesuksesan seseorang. Dalam mengirim tulisan ke media massa, Anda harus “merias” tulisan anda secantik mungkin. Ketiklah tulisan anda dengan rapi, bersih tanpa coretan-coretan yang mengganggu. Gunakan kertas HVS warna putih ukuran folio atau kuarto yang beratnya 70 gram (yang 60 gram terlalu tipis, sedangkan yang 80 gram terlalu mahal, hehehe....). Tulisan diketik dengan format 2 atau 1,5 spasi (jangan 1 spasi karena terlalu rapat). Sisakan sekitar 2,5 atau 3 cm sebagai margin2 tiap sisi. Jangan biasakan membuat margin yang terlalu sempit (demi menghemat halaman), sebab margin tersebut biasanya digunakan oleh redaktur sebagai catatan editing sewaktu memproses naskah Anda. Jika yang Anda ketik adalah novel dan harus dijilid, maka sisakan batas margin yang lebih lebar di sebelah kiri, sebab bagian ini akan terpakai sebagian untuk penjilidan.
Bantulah Tugas Redaktur

Maksudnya, anda bukan disuruh membantu si redaktur untuk mengetik atau mengedit naskah. Emangnya anda karyawan mereka! Hehehe.... Tetapi, anda hendaknya “menyajikan” naskah sedemikian rupa sehingga dapat membantu tugas -tugas mereka yang menumpuk. Pertama, jilidlah naskah anda dengan staples, dan jangan lupa cantumkan nomor halaman di bagian bawah tiap lembar naskah anda. Jika naskah anda tidak distaples, terlebih tidak diberi penomoran halaman, dapatkah anda bayangkan apa yang terjadi jika secara tak sengaja naskah anda berceceran di lantai? Sang redaktur tentu bingung, bagaimana cara mengurutkan lembaran naskah yang telah berantakan tersebut.

Kedua, lampirkan perangko pengembalian (jika naskah dikirim lewat pos). Ini bukan untuk “menyogok” sang redaktur, namun si perangko akan dipakai jika nanti naskah anda dikembalikan. Karena bentuk perangko sangat kecil, dan untuk menghindari jangan sampai kececer, lekatkan ia pada lembaran naskah anda (dengan staples atau lainnya).

Dulu, ketika masih sering mengirim naskah lewat pos, saya biasanya memasukkan perangko pengembalian di dalam amplop kecil yang saya bentuk dari kertas HVS sisa. Amplop ini direkatkan di bagian depan naskah. Pada bagian depan amplop, saya tak lupa menulis, “perangko pengembalian, Jonru”. Jadi jika suatu saat perangko ini tercecer, si redaktur akan mudah mengenali siapa pemiliknya.

Selanjutnya, ketika mengirim tulisan, jangan lupa menulis kode yang relevan pada sudut kiri-atas amplop. Misalnya, jika yang Anda kirim adalah naskah cerpen, silahkan tulis di sana: CERPEN. Ini bertujuan untuk membantu si redaktur dalam menyortir naskah. Seperti yang disebutkan di atas, begitu banyak naskah yang mereka terima. Biasanya, sekretaris redaksi (yang bertugas menyortir naskah) hanya membaca amplop, tidak membaca isi naskah. Jadi, dia tak akan tahu jenis tulisan apa yang Anda kirim. Maka Anda harus membantunya dengan cara menulis kode yang tepat pada sudut kiri-atas amplop. Coba bayangkan jika Anda tidak menulis kode tersebut. Ini akan memperlambat proses penyortiran, karena si sekretaris redaksi tidak tahu naskah Anda harus diserahkan ke redaktur mana (tiap jenis tulisan biasanya ditangani oleh redaktur yang berbeda-beda). Dan ini bisa menjadi penyebab naskah anda tidak dimuat! Sepertinya sepele, tapi sangat penting, bukan?

Memang, Anda tidak harus mengikuti semua cara yang saya lakukan. Namun intinya, kita harus tahu bagaimana cara meringankan tugas si redaktur, sehingga mereka tidak direpotkan dan tidak merasa jengkel ketika melihat naskah Anda.

Taatilah Peraturan Teknis dari Media Tersebut
Setiap media punya peraturan tersendiri mengenai kriteria naskah yang dapat mereka muat. Misalnya, ada media yang membuat peraturan begini: “Naskah hendaknya diketik di atas kertas folio, 2 spasi, panjang naskah 5 sampai 8 lembar. Sertakan ringkasan tulisan sebanyak lebih kurang 10 kalimat”.
Nah, peraturan seperti ini harus anda taati. Tentu sangat lucu jika naskah Anda ditolak hanya gara-gara Anda tidak bersedia mematuhi persyaratan teknis dari mereka.

Perlu dicatat, setiap media punya peraturan yang berbeda-beda mengenai persyaratan teknis. Biasanya, mereka mencantumkannya di bagian bawah “susunan redaksi”. Jika Anda tak menemukannya, jangan ragu -ragu untuk bertanya pada mereka.


Kenali Segmen si Media
Setiap media memiliki karakter khas yang membedakannya dari media lain. Ada majalah anak-anak, majalah remaja, majalah wanita, dan seterusnya. Walau sama-sama majalah wanita misalnya, biasanya masing-masing punya segmen yang lebih khusus lagi. Sebagai contoh, Femina dan Kartini sama-sama majalah wanita. Namun keduanya punya segmen yang berbeda. Femina membidik wanita karir atau wanita metropolitan, sedangkan Kartini lebih berfokus pada segmen ibu rumah tangga.
Jadi, dalam mengirim tulisan ke sebuah media, kita harus menyesuaikan diri dengan segmen tersebut. Contoh yang ekstrim, cerpen bertema “drama rumah tangga” yang sebagus apapun tak akan dimuat jika Anda mengirimnya ke majalah Bobo!


Kenali Karakter atau Preferensi si Media
Ini adalah bagian yang tak kalah pentingnya dibanding segmen. Setiap media pasti punya misi dan visi yang berbeda dengan media lain, punya preferensi yang unik terhadap naskah-naskah yang mereka sukai, dan seterusnya.
Sebagai contoh, majalah Kawanku lebih menyukai cerpen remaja yang nuansanya ceria, temanya ringan, tidak ada unsur pesimisme. Majalah Bobo tidak suka jika di dalam cerpen ada anak yang mendapat hukuman. Majalah Annida lebih mengutamakan cerpen yang memiliki cerita yang unik dan tidak mengulang tema -tema yang sudah terlalu sering dibahas.
Sebagai penulis yang hendak “menembus” media massa, mau tidak mau Anda harus mempelajari karakter dan preferensi mereka. Caranya, cobalah berlangganan sekitar tiga atau lima edisi. Baca tulisan-tulisan yang mereka muat. Biasanya, dengan cara itu Anda akan bisa mengetahui karakter dan preferensi si media.

Perkenalkan Diri Anda
Jika tulisan Anda sudah sering dimuat di suatu media, tentu redakturnya dengan sangat mudah mengenali siapa pengirim naskah yang sedang dibacanya. Namun jika anda adalah pemula, memperkenalkan diri merupakan salah satu kiat untuk “mencari perhatian” sang redaktur.

Sertakan data pribadi anda bersama naskah yang dikirim. Ceritakan pengalaman menulis anda, dan - kalau ada - prestasi apa saja yang pernah anda raih di bidang ini. Ingat, cantumkan hanya hal-hal yang berhubungan dengan dunia penulisan. Tidak perlu menceritakan bahwa anda - misalnya - pernah menjadi Juara I Lomba Balap Karung tingkat Kecamatan. Enggak ada hubungannya, gitu lho.

Jangan pesimis jika Anda masih sangat pemula di bidang penulisan. Tidak semua media lebih mengutamakan tulisan dari penulis -penulis senior. Majalah Annida adalah contoh media yang lebih mengutamakan cerita yang unik ketimbang nama besar si penulisnya. Sudah sering terbukti, mereka menolak cerpen yang ditulis oleh penulis senior, sementara tulisan dari penulis baru justru mereka muat, karena dinilai memiliki keunikan tersendiri.

Indonesia Gagal Melaju Ke Final AFF Suzuki Cup 2008

Indonesia Gagal Melaju Ke Final AFF Suzuki Cup 2008


Huaaaa..... harapan didiepan mata namun karena tak kunjung mengubah taktik Indonesia jadi bulan-bulanan pemain Thailand. Padahal sempat unggul 1-0 sampai babak pertama, dan bahkan kemungkinan bisa 2-0 andai budi tak egois dan menyodorkan bola ke Musyafri yang tanpa kawalan.

entah kenapa ini yang pertama kalinya aku menyalahkan pelatih, geram sekali rasanya melihat bendol menerapkan pola yang sama 3-5-2 yang untuk antisipasi pertahanan berlapis. ini memang sangat efektif di babak pertama, dan bahkan sempat membuat pemain thailand frustasi. Namunkesalahan terbesar Bendol adalah tetap menerapkan strategi yang sama di babak kedua. padahal kit tahu bahwa Thailand sudah sangant frustasi. Andai saja di babak kedua kita memainkan pola menyerang 4-4-2 aku yakin kita bisa menghancurkan Thailand dengan skor telak.

Ini pendapat Alma fersi "pelatih" he...3x
Pada babak kedua saat kita masih punya tenaga dan stamina yang banyak kita bisa tarik M. Robbi dan menggantikannya dengan M. Ilham yang sangat licin, serta Samsul Chairudin yang sedikit kontribusinya pada tim diganti dengan Arif Suyono yang mempunya skil dan kecepatan tinggi. Dan yang pasti merubah formasi 3-5-2 dengan 4-4-2 seperti pertandingan-pertandingan sebelumnya. Insya Allah kita akan menang.

Namun Dibalik itu semua Alma berikan apresiasi yang sebesar-besarnya pada seluruh komponen Timnas Indonesia atas perjuangan yang tak kenal lelahnya di AFF Suzuki Cup 2008 ini juga kepada pelatih Bendol atas taktik dan motifasinya yang tinggi pada punggawa timnas, moga kedepannya Timnas bisa lebih berbicara di level Internasional.

Saran buat PSSI ataupun BTN:


  1. Ganti pelatih, rekomendasi: peter white/ivan kolev
  2. Kurangi jatah pemain asing di liga Indonesia, tak apa-apa klub mempunyai 5 pemain asing, namun bikin peraturan hanya 3 pemain yang bisa bermain dalam satu pertandingan.
  3. Masukkan Sepak bola dalam kurikulum pendidikan mulai SD sampai SMU yang mata pelajarannya diluar jam sekolah, untuk menjaring talenta-talenta muda tanah air.
  4. Adakan liga serta turnamen/pertandingan antar sekolah di tiap kota di Indonesia.
  5. Adakan beasiswa pendidikan bagi pemain liga diatas ditiap sekolah.
Insya Allah jika usulan Alma diatas didengerin PSSI, aku yakin lima tahun lagi kita bisa berbicara banyak di pentas asia...

Good luck PSSI
Hidup Indonesia
Merdeka...!!! [alma]


Artikel dibawah diambil dari http://www.pssi-football.com/
Kandas sudah harapan Indonesia untuk melaju ke final AFF Suzuki Cup 2008 usai dikalahkan Thailand 1-2 dalam leg-2 Semi final di Stadion Rajamangala, Bangkok, Thailand, Sabtu (20/12). Ini merupakan kekalahan kedua bagi Indonesia dari Thailand dalam system home and away. Thailand sendiri memastikan diri tampil final setelah unggul agregat 3-1 atas Indonesia.

Tampil dengan pola dan komposisi pemain yang berbeda dari sebelumnya, Indonesia sebenarnya mampu unggul lebih dulu pada menit ke-10 babak pertama melalui Nova Arianto. Kecolongan lewat gol cepat Nova tersebut, membuat Thailand langsung memborbardir serangan ke gawang Indonesia. Tim Indonesia yang kali ini menggunakan tiga stopper dalam formasi 3-5-2, harus jatuh bangun mempertahankan gawangnya dari serangan bertubi-tubi dari pemain Thailand.

Penampilan gemilang Markus Harison turut pula membantu Indonesia dalam mempertahankan keunggulan hingga usai babak pertama.

Di babak kedua, Indonesia tetap belum bisa keluar dari tekanan pemain Thailand. Praktis, tim asuhan pelatih Benny Dolo ini hanya mampu bermain bertahan. Sebaliknya dengan Thailand yang mulai melancarkan berbagai macam variasi serangan kewat umpan – umpan silang maupun tendangan jarak jauh.

Setidaknya dua tendangan bebas dihadiahkan wasit kepada Thailand akibat pelanggaran yang dilakukan pemain Indonesia beberapa meter dari kotak penalti. Beruntung tak satu pun yang berbuah gol.

Sebenarnya, di tengah tekanan yang datang bertubi – tubi, Indonesia masih sesekali melakukan serangan sporadis. Budi Sudarsono yang menerima umpan dari Mushafry berhasil mendekati gawang Thailand. Namun karena terlalu lama menahan bola, usahanya tidak terlalu mengancam gawang Thailand.

Tak lama berselang, giliran tuan rumah yang mengancam gawang Indonesia. Pada menit ke-66, Teeratep Winothai yang mendapat umpan jauh berhasil melancarkan tendangan keras di dalam kotak penalti Indonesia. Namun kali ini Markus dengan cekatan menepis tendangan Teeratep.

Namun, gol Thailand memang tinggal menunggu waktu saja. Pada menit ke-71, Teeratep Winothai akhirnya berhasil memperdaya keperkasaan Markus Harison setelah menerima umpan tarik dari Teerasil Dangda. Skor pun berubah menjadi 1-1. rubah menjadi 1-1.

Hasil imbang tidak membuat pemain Thailand berhenti melakukan serangan. berawal dari kemelut di depan gawang Indonesia, pemain Thailand, Ronnachai Rangsiwo berhasil menambah skor bagi timnya di menit ke-88. Skor berubah menjadi 2-1 untuk keunggulan Thailand.

Ketinggalan 1-2, Indonesia berupaya tampil menyerang. Perubahan taktik pun dilakukan oleh Benny Dolo. Ia memasukkan Irsyad Aras dan Arif Suyono sekaligus. Pola permainan berubah menjadi 5-4-1. Irsyad Aras ditempatkan di gelandang kiri, sementara Arif di gelandang kanan. Mereka diharapkan mampu melayani Bambang Pamungkas lewat umpan – umpan dari sayap. Namun, taktik ini tidak bisa berjalan sempurna karena pemain Thailand masih unggul dalam penguasaan bola. Hingga akhir pertandingan skor tetap tidak berubah, 2-1 untuk Thailand.

Skuad Indonesia :
Penjaga Gawang : Markus Harison Belakang : Nova Arianto, M Roby, Charis Yulianto (c)Tengah : Ismed Sofyan, Syamsul Chaerudin (Irsyad Aras), Ponaryo Astaman, Firman Utina, Isnan Ali Depan : Budi Sudarsono (Bambang Pamungkas), Mushafry (Arif Suyono)

Indonesia Gagal Atasi Thailand

Indonesia Gagal Atasi Thailand


Lengah dimenit-menit awal dan kurangnya fokus pemain, itulah yang terjadi pada pertandingan semifinal ini. Timnas kebanggaan kita "kecolongan" gol dimenit-menit awal, akibat tak ada pemain kita yang menjaga pemain lawan, padahal pemain Thailand hanya ada satu orang dan pemain kita lebih dari tiga yang berada di kotak penalti. Markus pun salah antisipasi, maksudnya ingin memotong bola namun bola terlalu keluar dan saat itu pula tepat ada pemain Thailand yang tanpa terkawal akhirnya menyundul bola ke sudut jauh gawang. Dan akhirnya gool pun tercipta.

Secara keseluruhan permainan kita sangat bagus namun karena kecolongan gol di awal, maka aku dapat mentimpulkan pertandingan idi dalam satu kata "unlucky". Beruntung bagi Indonesia karena Semifinal dilakukan home dan away sehingga masih menyisakan satu kesempatan untuk membalas kekalahan ini minimal dua gol tanpa balas. Hancurkan Thailand...!!! [alma]

Artikel dibawah diambil dari http://www.pssi-football.com/
Sebuah gol yang dicetak melalui sundulan Teerasil Dangda pada menit ketujuh babak pertama, menjadi penentu kemenangan Thailand 1-0 atas Indonesia dalam semi final pertama AFF Suzuki Cup 2008. Meski telah berjuang terus dengan menekan pertahanan Thailand hingga akhir pertandingan, Indonesia gagal menembusnya.

Kekalahan ini belumlah akhir dari perjuangan Ponaryo Astaman dkk dalam persaingan AFF Suzuki Cup 2008. Tim Merah-Putih masih memiliki peluang membalas kekalahan pada pertandingan semi final kedua yang berlangsung di Bangkok, Sabtu (20/12) mendatang.

Dalam pertandingan yang disaksikan oleh sekitar lima puluh ribu penonton tersebut, tim tamu memang bermain lebih efektif. Sebaliknya dengan Indonesia yang terlihat banyak melakukan kesalahan sendiri dan lemah dalam akurasi umpan.

Pelatih Benny Dolo melakukan perubahan dalam starting line up dengan memasukkan Irsyad Aras dan Nova Arianto. Ini merupakan debut perdana kedua pemain tersebut sebagai starter di timnas. Dua pemain yang harus duduk di bangku cadangan akibat masuknya Irsyad dan Nova adalah Arif Suyono dan Muhammad Robby.

Begitu pertandingan dimulai, Thailand langsung menekan pertahanan Indonesia. Sebuah sepak pojok di menit pertama sempat membuat gawang Indonesia terancam. Tekanan di awal pertandingan ini ternyata cukup membuat lini belakang Indonesia kalang kabut. Pada menit ketujuh, sundulan Teerasil Dangda memanfaatkan umpan crossing rekannya dari sisi kanan pertahanan Indonesia berhasil membuat Thailand unggul 1-0. Kiper Markus Harison tak bisa berbuat banyak karena sudah salah posisi.

Ketinggalan 1-0 di awal babak pertama membuat pemain Indonesia berusaha bangkir untuk menyamakan kedudukan. Sayang, berbagai usaha yang dilakukan para pemain selalu gagal akibat kurang tenang dan cermat dalam melakukan kerjasama. Janji pelatih Benny Dolo yang akan menyuguhkan permainan cepat, tidak berjalan denga baik. Hingga babak pertama, skor tetap 1-0 untuk keunggulan Thailand.

Saat jeda pertandingan, Ketua Umum PSSI Nurdin Halid bersama beberapa anggota Exco PSSI turun dari Royal Box dan mendatangi ruang ganti pemain. Nurdin Halid memberikan motivasi dan membakar semangat juang para pemain.

Begitu pertandingan babak kedua dimulai, Indonesia berusaha menata permaian dengan lebih baik. Para pemain mulai bermain lebih tenang dengan permainan bola – bola pendek cepat. Hasilnya, beberapa kali usaha serangan berhasil menembus pertahanan Thailand. Namun, beberapa peluang yang tercipta tersbut masih sulit untuk diteruskan menjadi sebuah gol.

Tim Thailand hanya sesekali saja melancarkan serangan balik. Meski begitu, permainan satu dua para pemainnya cukup merepotkan pertahanan Indonesia. Beruntung, Markus harison tampil cukup gemilang dalam mementahakan serangan balik Thailand yang selalu berhasil menembus kotak penalti Indonesia. Perubahan sempat dilakukan oleh Benny Dolo untuk bisa mengubah jalannya pertandingan. Diantaranya adalah memasukkan TA Musafry menggantikan Bambang Pamungkas dan Arif Suyono menggantikan Irsyad Aras.

Masuknya kedua pemain tersebut sempat membuat serangan Indonesia lebih tajam. Namun, tetao tidak berhasil membobol gawang Thailand yang masih perawan dalam AFF Suzuki Cup 2008 ini. Hingga pertandingan berakhir, skor tetap tidak berubah 1-0 untuk kemenangan Thailand.

Setelah pertandingan ini, Indonesia hanya memiliki tiga hari waktu istirahat sebelum kembali bertemu Thailand pada hari Sabtu (20/12) di Bangkok, Thailand. Kemenangan di kandang Thailand harus diraih oleh Indonesia jika ingin lolos ke Grand final.

Untuk bisa ke final, Indonesia harus bisa menang dengan selisih dua gol. Kemenangan dengan selisih satu gol, berapapun skornya, akan membuat pertandingan dilanjutkan dengan extra time. Pasalnya, dalam turnamen AFF Suzuki Cup 2008 ini tidak diberlakukan away goal. Jika agregat menjadi imbang, langsung dilanjutkan dengan extra time. (asp)

Indonesia Hanya Jadi Runner-up Grup A


Indonesia Hanya Jadi Runner-up Grup A


Aaah... lagi-lagi aku harus melihat kekalaha Timnas Merah Putih, hiks..jadi pengen nagis saja.
Bagaimana tidak, Indonesia bermain sangat cantik dan memborbardir pertahanan Singapura selama pertandingan namun tak ada satu gol pun tercipta oleh punggawa kita. Malah kita yang yang kebobolan lewat tendangan bebas dan serangan bali.
Memang benar pepatah mengatakan "bermain cantik bukan berarti memenangkan pertandingan" dan ini terbukti pada pertandingan kali ini. walau singapura bermain sangat buruk dan hanya mengandalkan serangan balik namun ia bisa memaksimalkan peluan. dan sebaliknya Timnas Indonesia walaupun terus menyerang secara seporadis namun rupanya pertahanan Singapura berhasil meredam semua peluang Indonesia. hiks...!!! tetap semangat Indonesia..!! [alma]
Artikel dibawah diambil dari www.pssi-football.com
Singapura kembali mempermalukan Indonesia di hadapan puluhan ribu pendukungnya di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Rabu (9/12). Dalam laga penentuan juara Grup A, tim tuan rumah menyerah 0-2 dari juara tiga kali Piala AFF tersebut. Ini adalah kekalahan keempat Indonesia dari Singapura di arena Piala AFF.
Dengan kemenangan tersebut, Singapura tak tergoyahkan di puncak klasemen Grup A dengan nilai sempurna sembilan hasil tiga kali menang dari tiga pertandingan. Indonesia berada di posisi kedua dengan nilai enam hasil dua kali menang dan sekali kalah.
Kekalahan ini kurang menguntungkan Indonesia. Sebab, besar kemungkinan akan berhadapan dengan Thailand sebagai juara Grup B di babak semifinal. Jika besok Thailand sukses menahan imbang saja Malaysia, juara tiga kali Piala AFF itu keluar sebagai juara grup, apa pun hasil duel Vietnam versus Laos.
“ Saya tidak kecewa dengan anak -anak. mereka bermain dengan cukup baik. Cara mereka menyerang juga sangat baik. Kita menguasai lebih dari 60 % pertandingan, hanya saja ketika Singapura memiliki kesempatan untuk mencetak gol mereka berhasil dan sebaliknya ketika kita mendapat kesempatan kita tidak berhasil mencetak gol,” kata pelatih timnas Indonesia Benny Dolo usai pertandingan.
“ Kita tidak takut terhadap Thailand. Kita akan berusaha maksimal meskipun jawal kurang menguntungkan karena kita bermain home lebih dulu,” ungkap Benny Dolo.
Sementara itu, pelatih Singapura, Radojko Avramovic menyatakan senang dengan kemenangan yang diraih asuhannya.
“ Secara umum saya cukup puas dengan penampilan anak - anak. Sebenarnya Singapura masih bisa mencetak gol lebih dari dua,” ungkap Avramovic.
“ Indonesia tim yang baik. Mereka mengalami peningkatan dari tahun kemarin. Sementara kondisi jadwal yang ketat memang cukup membuat letih para pemain. Mungkin akan lebih baik apabila ada jeda istirahat 2 - 3 hari,” kata Avramovic.
Pertandingan lain Grup A yang berlangsung bersamaan di Stadion Si Jalak Harupat berhasil dimenangkan Myanmar dengan kor 3-2 atas Kamboja. Dengan demikian Myanmar menduduki posisi ketiga klasemen akhir grup A, sedangkan Kamboja harus puas di posisi paling buncit karena tidak mengoleksi satu poin pun.
INDONESIA
Markus Horison; Isnan Ali, Charis Yulianto, M. Roby, Ismed Sofyan; Ponaryo Astaman, M. Ilham, Firman Utina, Arif Suyono/Erol Iba; Bambang Pamungkas/Aliyudin, Budi Sudarsono
SINGAPURA
Lewis Lionel; Muhammad Ridhuan, Baihakki Khaizan, Mohammad Isa, Mohamed Rahman, Emuejeraye Precious, Shi Jiayi, Indra Sahdan, Agu Casmir, John Wilkinson Wasit: R. Krishnan (Malaysia)

Kalahkan Kamboja 4-0, Indonesia Ke Semi Final

Kalahkan Kamboja 4-0, Indonesia Ke Semi Final
Nah ini dia yang kuharapkan akhirnya kesampaian, Timnas Indonesia berhasil mengganyang Kamboja dengan gol yang meyakinkan. Lagi-lagi pemain idolaku yang mempunya julukan "ular phiton" atau "budigol" berhasil meremuk redamkan Kamboja lewat hatriknya.
viva Budi...
viva Indonesia...
Selanjutnya giliran Singapura yang kita hancurkan. jangan takut dengan gelar juaranya, ingat ini Indonesia puluhan ribu orang tidak akan duduk dan terus berdiri berteriak selama dua kali empat puluh lima menit untuk membakar semangatmu, ayo tunjukkan keganasan sang garuda... [alma]
Artikel dibawah diambil dari http://www.pssi-football.com/
Indonesia memastikan diri lolos ke semi final AFF Suzuki Cup 2008 setelah mengalahkan Kamboja dengan skor 4-0 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (7/12). Striker Budi Sudarsono menjadi bintang dalam pertandingan ini dengan mencetak hattrick ke gawang Kamboja. Satu gol lagi diciptakan oleh Bambang Pamungkas melalui sundulan kepalanya.
Kendati sudah memastikan diri lolos ke semi final, laga terakhir Grup A menghadapi Singapura, Selasa (9/12) tetap penting bagi Indonesia. Pasalnya, kemenangan harus diraih oleh Budi Sudarsno dkk untuk keluar sebagai juara grup A. Jika seri atau kalah, langkah Indonesia di semi final menjadi lebih berat karena akan ditantang juara grup B.
Saat ini Indonesia menduduki posisi kedua klasemen grup A di bawah Singapura yang sama-sam mengantongi enam poin dari dua kali kemenangan. Singapura berada di atas Indonesia karena unggul dalam selisih gol. Agregat gol mereka adalah 8-1, dari hasil kemenangan 5-0 atas Kamboja dan 3-1 atas Myanmar. Sedangkan Indonesia sendiri memiliki selisih gol 7-0.
Dalam pertandingan menghadapi Kamboja, timnas Indonesia memang tampil sangat dominan. Tim asuhan pelatih Benny Dolo ini unggul segala-galanya dibandingkan Kamboja yang diasuh oleh Prak Sovannara.
Meski unggul secara teknis, timnas Indonesia hanya mampu mencetak satu gol di babak pertama melalui tendangan Budi Sudarsono pada menit ke-15. Minimnya gol yang tercipta di babak pertama ini dikarenakan permainan Indonesia tidak terlalu bagus. Firman Utina dkk bermain terlalu terburu-buru dan sering melakukan kesalahan sendiri. Hal ini ditambah pula oleh konsisi lapangan yang licin dan pertahanan Kamboja yang cukup rapat.
Perbaikan penampilan terjadi di babak kedua. Para pemain Indonesia mulai bisa bermain lepas dan lebih terorganisir. Hasilnya, Budi Sudarsono berhasil menjebol gawang Kamboja pada menit ke-55 dan 70. Bambang Pamungkas akhirnya menutup pertandingan melalui golnya pada menit ke-76 setelah memanfaatkan umpan silang dari Firman Utina. Sepanjang pertandingan ini, para pemain Indonesia bebas dari hukuman kartu dari wasit. Hanya satu pelanggaran yang berbuah kartu kuning, yakni kepada bek Kamboja, Rithy menit ke-15.
Skuad Indonesia
Penjaga gawang : Markus Harison Belakang : Isnan Ali, Charis Yulianto ©, M Roby / Nova Arianto 85’, Ismed Sofyan Tengah : M Ilham, Ponaryo Astaman / Syamsul Chaerudin 65’, Firman Utina, Arif Suyono / Ellie Aiboy 80’ Depan : Budi Sudarsono, Bambang Pamungkas

Indonesia Kalahkan Myanmar 3-0

Indonesia Kalahkan Myanmar 3-0

Akhirnya saat yang ditunggu-tunggu tiba juga, timnas Indonesia berhasil menuntaskan dendam kesumat pada Timnas Myanmar yang telah mempermalukan kita di final grand chalange 2008.
Pemain top asal Kota Tahu Kediri mengawali gol kemenangan Timnas, kado terbaik untuk Kota Kediri, namun sayang aku tak dapat menyaksikan langsung ke senayan maupun di layar kaca karena lagi tugas di tengah hutan. tapi minimal aku bisa merasakan kebahagiaan akhirnya Timnas kita bisa memenagkan pertandingan.Dan semoga itu sebagai awal baik untuk pertandingan-pertandingan berikutnya amiin... [alma]
Artikel dibawah diambil dari www.pssi-football.com
Indonesia berhasil mengawali kiprahnya dalam AFF Suzuki Cup 2008 dengan gemilang. Budi Sudarsono dkk berhasil mengalahkan Myanmar dengan skor 3-0, Jumat (5/12). Tiga gol dicetak oleh Budi Sudarsono, Firman Utina dan Bambang Pamungkas.
Di hadapan lebih dari empat puluh ribu penonton yang memadati Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, para pemain Indonesia tampil penuh semangat sejak awal pertandingan. Firman Utina dkk mampu menunjukkan permainan cepat dengan ditunjang determinasi yang tinggi.
Tekanan bertubi-tubi dilancarkan oleh para pemain Indonesia. Pergerakan pemain dari kedua sayap melalui Arif Suyono dan M Ilham benar – benar hidup. Sebuah aksi individu M Ilham dari sisi kiri nyaris menjebol gawang Myanmar. SAyang tendangan kaki kirinya masih sedikit melenceng dari gawang lawan.
Pertandingan baru berjalan delapan menit, gawang Myanmar sudah terancam. Sebuah eksekusi tendangan bebas dari jarak 20 meter yang dilepaskan Ismed Sofyan membentur mistar gawang Myanmar yang dikawal Aung Aung Oo.
Tekanan tidak berhenti sampai disitu, pada menit ke-14, sebuah tendangan Arif Suyono berhasil menggetarkan gawang Myanmar. Sayang, Arif Suyono sudah berada dalam keadaan offside saat menerima umpan Bambang Pamungkas.
Setelah berkali-kali mampu membahayakan gawang Myanmar, usaha para pemain Indonesia akhirnya membuahkan hasil. Pada menit ke-26, Budi Sudarsono mampu membobol gawang Myanmar setelah dengan cerdik mengecoh dua pemain belakang Myanmar. Dengan dingin, ia berhasil menceposkan bola ke sisi kanan kipper Aung Aung Oo. Seisi stadion sontak bergemuruh menyambut gol Budi Sudarsono tersebut.
Tidak lama berselang, Firman Utina berhasil menggandakan keunggulan Indonesia menjadi 2-0. Sebuah tendangan kaki kanannya pada menit 29 tidak mampu diantisipasi oleh Aung Aung Oo. Gol ini juga tidak lepas dari peran M Ilham yang sebelumnya melakukan tusukan melalui aksi individunya sebelum memberikan bola kepada Firman Utina.
Skor 2-0 bertahan hingga babak pertama usai. Catatan statistic Indonesia di babak pertama sangat dominant dibandingkan Myanamar. Total Indonesia melakukan 11 kali tendangan kea rah gawang, 8 diantaranya mencapai target. Sedangkan Myanmar hanya lima kali mampu melepas bola ke gawang Markus Harison. Itupun, hanya satu yang mengenai sasaran. Wasit R Krishnan melayangkan satu kartu kuning kepada Min Tun Myo pada menit ke-32.
Babak kedua berjalan dengan tempo sedikit di bawah babak pertama. Myanmar mulai berani keluar menyerang. Beberapa kali upaya serangan mereka berhasil menembus pertahanan Indonesia. Namun, gawang Markus Harison tetap aman.
Pada menit ke-65, Bambang Pamungkas kembali membuat para penonton bergemuruh setelah tendangan terarah kaki kanannya dari jarak 17 meter berhasil menjebol gawang Myanmar.
Setelah kedudukan 3-0 untuk keunggulan Indonesia, permainan justru menjadi memanas. Myanmar mulai memperagakan permaian kerasnya. Pada menit ke 70, sempat terjadi aksi saling dorong antara para pemain Indonesia dengan Myanmar. Beruntung situasi ini tidak berlanjut ke arah yang semakin buruk.
Hingga wasit meniupkan peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan, skor tetap 3-0 bagi kemenangan Indonesia. Di babak kedua wasit mengeluarkan dua kartu kuning kepada Markus menit ke-68 dan M Roby pada menit ke-87. (asp)
Skuad Indonesia
Penjaga gawang : Markus Harison Belakang : Isnan Ali, Charis Yulianto ©, M Roby, Ismed Sofyan Tengah : M Ilham / Ellie Aiboy 84’, Ponaryo Astaman, Firman Utina, Arif Suyono / Erol Iba 90’ Depan : Budi Sudarsono / Aliyudin 88’, Bambang Pamungkas
Skuad Myanmar
Penjaga gawang : Aung Aung OOBelakang : Min Thu, Moe Win, Khin Maung Lwin, Zaw Htet Aung / Kin Wing Kyaw 80’ Tengah : Myo Min Tun/ Soe Pai 59’, Aung Myo Thant, Aung Kyau Moe / Kyau Myo Aung 65’, Zaw Lyn Tun Depan : Yan Paing, Soe Myat Min ©

Genderang Perang AFF Suzuki Cup 2008

Genderang Perang AFF Suzuki Cup 2008 Telah Dimulai

AFF Suzuki Cup 2008 merupakan kejuaraan yang telah ditunggu-tunggu para penggemar bola tanah air selama dua tahun ini. Seluruh penggemar sepak bola Nasional ingin menyaksikan kehebatan Timnas Indonesia asuhan "Bendol"
Akankah Timnas menunjukkan perubahan dalam perbaikan atau budaya "pecundang" tetap di sematkan di dada punggawa garuda kita.
Dipastikan puluhan ribu pasang mata akan menghiasi gelora bung karno untuk memberikan dukungan heroik pada timnas. Semoga dukungan penuh rakyat Indonesia memberikan suntikan motivasi kepada Budi Sudarsono dkk untuk berjuang sampai titik darah penghabisan.
Wajah-wajah baru yang menghiasi skuad timnas semoga mampu memberikan kontribusi positif bagi tim dan dapat meraih hasil yang memuaskan. [alma]
Gelandang jangkar asal klub Sriwijaya FC, Wijay, tidak termasuk dalam 22 nama skuad inti Timnas Indonesia untuk AFF Suzuki Cup 2008, 5 – 28 Desember 2008. Keputusan ‘pencoretan’ pemain keturunan India ini disampaikan pelatih timnas Indonesia, Benny Dolo usai acara jumpa pers tim peserta Grup A AFF Suzuki Cup 2008 di Hotel Sultan, Jakarta.


Dalam acara jumpa pers yang dilaksanakan usai Technical Meeting ini, Benny Dolo tidak terlalu banyak berkomentar. Mantan pelatih Persita Tangerang ini hanya menegaskan bahwa seluruh pemainnya telah berada dalam kondisi siap tempur.


“Kita memang punya persiapan yang paling sedikit dibandingkan peserta lainnya. Tapi saya yakin pemain pilihan yang ada di timnas saat ini bisa melakukan yang terbaik,” tegas Benny Dolo.


Terkait formasi yang akan diturunkan besok menghadapi Myanmar, Benny Dolo menyatakan tidak berubah dari seperti formasi inti sebelumnya.


“ Pola yang kita gunakan tetap 4-4-2 dengan kapten kesebelasan Charis Yulianto. Posisi penjaga gawang utama tidak akan bergeser dari Markus Harison. Seluruh pemain berada dalam kondisi fisik dan mental yang siap, tidak ada pemain yang cedera,” ungkap Benny Dolo.


Hanya saja, dari ucapan Benny Dolo tersirat ia masih belum memutuskan pemain yang akan menemani Firman Utina di lini tengah. Pasalnya, Syamsul Chaerudin berpeluang menggeser posisi Ponaryo Astaman.


Di tempat yang sama, pelatih Myanmar, Marco Antonio Falopa, menyatakan kesiapannya menghadapi Indonesia. Meski ia yakin pertandingan kali ini lebih berat daripada dua pertemuan sebelumnya di Myanmar.


“ Kami akan sangat mewaspadai permainan Indonesia jika bermain di kandangnya sendiri. Seperti di Piala Kemerdekaan lalu, Indonesia bisa bermain sangat cepat ditunjang oleh ball positioning yang bagus,” kata Marco Antonio Falopa.


Lebih lanjut, Falopa menyatakan bahwa timnya berada dalam kepercayaan tinggi menghadapi AFF Suzuki Cup 2008 ini. “ Dalam tiga turnamen internasional terakhir, kita selalu berhasil menembus semi final, bahkan terkahir menjadi juara di Grand Royal Challenge Myanmar. Spirit ini menjadi modal berharga bagi kita,” ungkap pelatih asal Brasil ini.


Namun, kedatangan Myanmar kali ini sebenarnya masih menyisakan sedikit masalah. Tiga pemain pilar mereka, salah satunya pemain andalah Yan Paing, masih mengalami cedera.


“ Kita akan lihat kondisi mereka sampai besok pagi,” ujar Falopa.


Sementara itu, tim juara bertahan Singapura melalui pelatihnya, Radoy Avramovich mengaku yakin bisa melewati babak penyisihan Grup A ini dengan baik. Meskipin ia tidak pernah menganggap remeh rival lainnya di grup ini. “


Dalam sebuah turnamen, kita tidak boleh memilih-milah pertandingan. Konsentrasi penuh untuk meraih kemenangan harus ada di setiap pertadingan,” kata Radoy.


Lebih jelasnya, Radoy menampik bahwa ia lebih terfokus menghadapi laga terakhir grup A menghadapi Indonesia. Namun, melawan Kamboja pun, timnya akan bermain sepenuh hati.


Di sisi lain, pelatih Kamboja juga tetap optimis menghadapi persaingan di grup A ini. Meskipun disebut-sebut sebagai tim paling lemah, mereka tidak akan pesimistis.


“Kita datang dengan skuad yang bermaterikan pemain muda. Sebelumnya pun, kita sudah bertemu Singapura tiga kali dengan hasil selalu kalah. Namun, kali ini akan menjadi pembuktian sejauh mana perkembangan mereka,” kata pelatih Kamboja, Prak Sovannara.


Laga perdana AFF Suzuki Cup 2008 akan dimulai dengan mempertemukan antara tim Singapura menghadapi Kamboja, Jumat (5/12) besok pukul 17:00 WIB di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Setelah itu, dilanjutkan oleh pertandingan antara Indonesia melawan Myanamr pukul 19:30 WIB. (asp)

SATU BUTIR BERHARGA [cerpen]

SATU BUTIR BERHARGA

by:Adzka Aulia
Usai makan siang, Ummi lagi-lagi kesal melihat seonggok nasi masih tersisa di piring Fauz.
“Fauz, kok makannya tidak dihabiskan?”
“Kenyang ah, Mi,”
“Lho, kamu ini bagaimana sih? Kalau nggak kuat, ya jangan ambil nasi banyak-banyak. Sayang dan mubadzir.”
“Tapi kan Fauz kenyang ............nggak kuat lagi nih ....” Fauz memberi alasan. “Dikasih ke kucing aja deh Mi. Atau ke ayam tetangga di depan rumah.” Fauz masih membela diri.
Ummi membelalakkan mata sambil menggeleng gemas.
“Bukan itu persoalannya, nak. Kalau Fauz mau memberi makan kucing atau ayam Bu Darmo, ya beri saja. Itu baik sekali. Tetapi, bukan dengan cara menyisakan makanan setiap kali makan. Ummi kan sudah mengingatkan, itu mubadzir. Karena itu ingat, ambil makanan secukupnya, lalu habiskan hingga tak bersisa!
”Iya deh ... iya deh ....” jawab Fauz cepat. Dia rupanya ingin segera main dengan teman-teman, sehingga buru-buru menjawab iya demi menyenangkan hati Umminya.
Fauz akhir-akhir ini memang sering terburu-buru kalau makan, sebab ia ingin cepat-cepat bermain dengan teman-teman. Karenanya ia tidak pernah berpikir panjang tentang makanan. Biasanya, sepulang sekolah, karena amat lapar dengan penuh nafsu Fauz menyendok nasi dan mengambil lauk banyak-banyak, lalu meninggalkan sebagiannya karena sudah kekenyangan.
Tetapi, kenapa Ummi harus merumitkan nasi sekepal dua kepal sih ? Kan cuma sedikit sekali, pikir Fauz. Lagipula, Fauz ingat suatu ketika, ketika Fauz menghabiskan makanan hingga piringnya bersih tak menyisakan sebutirpun nasi, Zahra temannya di sekolah langsung menatapnya heran,
“Eh, kamu kelaparan ya, Fauz ? Piringnya sampai licin begitu.” Wah Fauz jadi malu.
*****
Malam itu di rumah Fauz ada tamu. Om Abiq yang merupakan teman kerja Paman Rizki, adik Ummi. Saat itu, Ummi juga telah menyiapkan hidangan makan malam yang cukup istimewa. Ayam bakar bumbu madu, serta ikan panggang bumbu kecap!
Melihat itu segera terbit air liur Fauz dan selera makannya rasa-rasanya jadi berlipat-lipat. Disendoknya nasi banyak-banyak, tapi .............
“Sayang, jangan lupa, ambil nasi secukupnya agar kamu mampu menghabiskan. Jangan banyak-banyak dulu, kalau kurang nanti boleh tambah,” ujar Ummi mengingatkan.
Gerakan tangan Fauz jadi tertahan. Diliriknya Om Abiq yang memperhatikannya tersenyum simpul. Ah, Fauz jadi malu mau ambil nasi banyak-banyak ......
“Memangnya Fauz suka nyisain makanan ya”? tanya Om Abiq menyelidik ramah.
“Eh ...........engg ..........” Fauz jadi tidak bisa berkata-kata.
Paman Rizki menyahut, “Iya nih. Fauz tuh suka ngambil nasi atau lauk banyak-banyak, eh tetapi nggak dihabiskan. Katanya buat kucing.”
Aih, Paman Rizki malah membocorkan rahasia. Fauz pura-pura tidak mendengar dan terus saja asyik melahap makanan dihadapannya.
“Mungkin Fauz malu dianggap rakus ya sama teman, kalau menghabiskan makanan yang ada di piring?” tanya Om Abiq.
“Sebab, ada juga kok teman Om Abiq yang dulu beranggapan begitu. Tetapi setelah Om Abiq kasih pengertian, eh, nggak begitu lagi. Malah sekarang dia juga selalu menghabiskan nasinya kalau makan.”
“Eh, bagaimana bisa ?” tanya Abi jadi ikut-ikutan tertarik.
“Ya, pertama sih Om Abiq ceritakan saja bahwa membuang-buang makanan, atau sengaja menyisakan makanan yang akhirnya cuma terbuang saja adalah perbuatan mubadzir yang tidak disukai Allah.”
“Tuh, Fauz, benar kan kata Ummi, membuang makanan itu mubadzir.” sela Ummi.
“Tapi, tahu nggak Fauz apa lagi yang membuat Om Abiq selalu menghabiskan nasi yang ada di piring Om ?”
Fauz menggeleng. “Kenapa Om ?”
“Karena, perlu waktu tiga bulan penuh kerja keras agar kita bisa memperoleh sebutir nasi ini.”
“Tiga bulan ?”
“Iya. Tiga bulan, malah dulu bisa enam bulan.”
“Kok bisa ?”
Om Abiq tersenyum lagi. “Orangtua Om Abiq adalah petani, Fauz. Kami punya berpetak-petak sawah yang ditanami padi. Dan butuh tiga bulan kerja keras dan doa yang sungguh-sungguh untuk bisa menghasilkan beras.”
“Mulanya, tanah sawah harus dicangkuli, dibolak-balik, agar gembur, dibajak, dibuangi rumput dan batu-batunya. Biasanya setelah satu sampai dua minggu barulah tanah itu bisa siap dipakai menanam,” Jelas Om Abiq.
“Bibit padi juga tidak langsung ditanam disawah, Fauz, tetapi harus disemai lebih dahulu sampai tumbuh dun-daun muda.” Lanjut Om Abiq. “Kemudian dipindah dan ditata lagi dalam sawah-sawah. Air sawah diatur pengalirannya, tidak boleh kurang juga tidak boleh terlalu banyak. Hama serangga harus disemprot, tikus diusir sementara burung-burung digebah. Kalau ada rumput liar tumbuh yang mesti dicabuti. Dan tentu saja para petani juga berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Allah, agar tidak mengalami gagal panen. Entah karena serangan hama, penyakit, serangan tikus yang jumlahnya bisa beratus-ratus, banjir atau malah kekeringan akibat kemarau panjang.” Fauz terpesona mendengar cerita itu. Sedemikian rumitkah upaya menanam padi ?
“Jadi, Om Abiq tidak pernah menyisakan nasi di piring karena tahu betul betapa keras dan payahnya bapak-ibu dulu mengolah sawah, dalam hujan dan panas. Bahwa sebutir nasi yang tetinggal dalam piring kita sesungguhnya adalah hasil keringat dan doa yang sambung menyambung dikucurkan dalam waktu yang begitu lama...........”
“Padahal kita sekarang tinggal menerima hasil akhirnya. Beras pulen yang wangi,” kata Ummi.
“Bahkan Abi, Ummi, Paman, dan Fauz tinggal menyantap nasi hangatnya ....” sambung Abi.
“Kalau begitu, mulai sekarang aku akan selalu menghabiskan nasi dipiringku deh. Kasihan para petani yang sudah susah payah menanamnya ....” Sambil berkata begitu Fauz menyantap habis semua makanan yang ada dalam piringnya.
“Nah, habis ! Alhamdulillah,”
Abi, Ummi, Paman Rizki dan Om Abiq tertawa bersama melihatnya.